Jumat, 03 Maret 2017

Sejarah tentang sampah

 sejarah tentang sampah


A.         Sejarah Smapah
Tidak hanya Mesir yang punya sejarah. Sampah  juga punya Sejarah. Sama seperti di negara lain, sampah adalah masalah klasik. Sejak jaman Restorasi Meiji pada 1867, jumlah penduduk Jepang semakin banyak. Jepang pun masuk ke jaman industrialisasi di mana produktivitas semakin meningkat. Tidak dapat dihindari, jumlah sampah pun makin banyak. Ini sejalan dengan “teori” Mason Cooley bahwa
Manusia mempertahankan dirinya dengan mengubah alam menjadi sampah. Sehingga pada tahun 1900, pemerintah Jepang meminta masyarakat untuk memisahkan sampah secara sederhana. Tujuan utamanya adalah menghindari penyakit dan menurunkan volume sampah. Pemisahan ini kurang mendapat perhatian serius karena Jepang sudah masuk Perang Dunia I dan II.
Pada tahun 1960an, kondisi kota-kota di Jepang masih terbilang kotor. Pemerintah segera menerapkan prinsip 3R diatas tadi, dan bertanggungjawab terhadap kebersihan kota. Ini pun tidak cukup membantu dalam mengurangi sampah: diperlukan kerjasama dengan masyarakat. Secara perlahan, masyarakat Jepang bergotong royong membersihkan lingkungan dan memisahkan sampah.
Pembagian sampah makin lama makin rumit karena jenis barang yang muncul di pasaran juga semakin banyak. Di Yokohama misalnya, pembagian sampah sampai belasan jenis berawal pada bulan April 2005. Wilayah lain juga mengesahkan aturan yang sama. Namun, ini tergantung pada ketersediaan mesin pembakar (incineration plant) dan truk sampah untuk memungut dari perumahan.
Kenapa Harus Memisahkan Sampah?
Alasan pertama tentu masalah kesehatan. Sampah identik dengan sumber penyakit, misal penyakit kulit, pernafasan, pencernaan dan penyakit dalam lainnya.
Kedua, sampah ini juga menghemat sumber daya alam. Sewaktu mengunjungi Nippon Steel di Chiba, saya lihat sampah-sampah plastik (yang kita buang) berjalan di atas alas berjalan (conveyor), kemudian ada petugas yang menyeleksi lagi, memastikan hanya plastik yang masuk ke tungku. Plastik yang sudah masuk tungku kemudian dipanaskan (mungkin sampai 1100 derajat C). Karbon yang dihasilkan dimanfaatkan sebagai elemen membuat baja. Baja ini kemudian keluar dalam bentuk slab (lempeng tebal). Ketika selesai ditipiskan, lempeng baja ini dipuntir dan dijadikan pipa raksasa. Pipa ini kemudian dijual dan dipakai untuk menyalurkan air, minyak, gas dan lainnya.
Teknologi biomassa juga memanfaatkan sampah dapur (basah) dan septik tank. Sampah dapur yang mengandung 70~80% air ini diuapkan lalu bahan padatnya bisa dipakai untuk penyubur tanah. Sampah septik tank biasanya diolah dengan teknologi fermentasi. Gas yang dihasilkan bisa digunakan untuk membangkitkan daya listrik 
B.            Pengertian Sampah
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan. Menurut kamus istilah lingkungan, sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemkaian barang rusak atau bercatat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau di tolak atau buangan. Sedangkan kata bapak Dr.Tandjung,M.sc, sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi,di buang oleh pemiliknya atau pemakai semula
Sampah berasal dari beberapa tempat, yakni :
1.    Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan lainnya.
2.    Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan kegiatan. Tempat-tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa makanan,sayuran busuk, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya. 
Berbagai macam sampah yang telah disebutkan diatas hanyalah sebagian kecil saja dari sumber- sumber sampah yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari sampah. Terutama penumpukan sampah yang terjadi di tempat-tempat umum seperti di pasar-pasar.
C.            Jenis-jenis Sampah
Jenis-jenissampah jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit, sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah ninstitusi / kantor / sekolah, dan sebagainya. 
Berdasarkan asalnya, sampah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu sebagai berikut :
a.    Berdasarkan sumbernya
1.        Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,seperti halnya daun-daunan kering di hutan yang terurai menjaditanah . Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
2.      Sampah manusia
Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkanvirus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higenis dansanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
3.      Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.
b.      Berdasarkan sifatnya
a)         Sampah organic (degradable)
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Istilah lain dari Sampah organic adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos
b)        Sampah anorganik (undegradable)
Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton..
c.    Berdasarkan bentuknya
1)        Sampah padat
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
ü  Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
ü  Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:  
§  Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
§  Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
2)     Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
§  Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
§  Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
D.           Dampak Sampah
Berdasarkan wujud atau bentuknya dikenal tiga macam sampah atau limbah yaitu : limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Contoh limbah cair yaitu air cucian, air sabun, minyak goreng sisa, dll. Contoh limbah padat yaitu bungkus snack, ban bekas, botol air minum, dll. Contoh limbah gas yaitu karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), HCl, NO2, SO2 dll.
Dampak negatif sampah-sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama akan mencemarkan tanah. Yang dikategorikan sampah disini adalah bahan yang tidak dipakai lagi ( refuse) karena telah diambil bagian-bagian utamanya dengan pengolahan menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya. 
Menurut Gelbert dkk (1996) ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan yaitu: 
a.    Dampak terhadap kesehatan 
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut :
·           Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
·           Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
        Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
b.    Dampak terhadap lingkungan 
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis. Penguraian sampah yang di buang kedalam air akan menghasilkan asam organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat meledak.
c.    Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :
·      Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan (untuk mengobati kerumah sakit).
·      Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
E.            Pengolahan Sampah Dengan Konsep 3R
Menurut Departemen Pekerjaan Umum Kota Semarang (2008), pengertian pengelolaan sampah 3R secara umum adalah upaya pengurangan pembuangan sampah, melalui program menggunakan kembali (Reuse), mengurangi (Reduce), dan mendaur ulang (Recycle).
§  Reuse (menggunakan kembali) yaitu penggunaan kembali sampah secara langsung,baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.
§  Reduce (mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah.
§ Recycle (mendaur ulang) yaitu memanfaatkan kembali sampah setelah mengalami proses pengolahan. 
Mengurangi sampah dari sumber timbulan, di perlukan upaya untukmengurangi sampah mulai dari hulu sampai hilir, upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengurangi sampah dari sumber sampah (darihulu) adalah menerapkan prinsip 3R
F.             Prinsip Pengolahan Sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4M, yaitu:
Ø   Mengurangi (Reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
Ø   Menggunakan kembali (Reuse)
Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang (bahasa Inggris: disposable).
Ø   Mendaur ulang (Recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris: informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Ø   Mengganti (Replace)
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama
G.           Pengolahan Sampah
ü  Alternatif Pengelolaan Sampah :
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran material yang dapat mensuplai industri.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).
Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang telah mati, akan mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan, sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya semula tidak dikenal lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).
Pengomposan didefinisikan sebagai proses biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai agensia (perantara) yang merombak bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan humus. Hasil perombakan tersebut disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah.
Kompos dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000 tahun sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan kekaisaran China, kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup pesat.
Namun demikian, perkembangan teknologi industri telah menciptakan ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia buatan pabrik sehingga membuat orang melupakan kompos. Padahal kompos memiliki keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu kompos mampu:
1)     Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara.
2)     Meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama dan mencegah terjadinya kekeringan pada tanah.
3)     Menahan erosi tanah sehingga mengurangi pencucian hara.
4)     Menciptakan kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat berguna bagi kesuburan tanah.
ü  Cara pengolahan sampah
Pengolahan sampah erat kaitannya dengan masyarakat karena dari sampah tersebut akan hidup mikroorganisme penyebab penyakit(bakteri,pathogen) jadi sampah harus betul-betul dapat diolah agar tidak menimbulkan masalah. Pengolahan sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai pemusnahan.
Cara pengolahan sampah adalah sebagai berikut:
1.         Pengumpulan dan pengangkutan
Pengumpulan dan pengangkutan sampah adalah tanggung jawab msing-masing rumah tangga / institusi penghasil sampah harus membangun tempat pembuangan dan pengumpulan sampah, lal diangkat keTSP(tempat pembuangan sementara, lalu ketempat pembuangan akhir).
2.         Pemusnahan dan pengolahan
Pemusnahan dan pengolahan sampah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1.        Ditanam( land fill),yaitu membuat lubang didalam tanah kemudian ditimbun dalam tanah.
2.        Dibakar(incineration) yaitu membakar sampah dalam incinerator.
3.        Dijadikan pupuk misalnya kotoran hewan dikumpulkan menjadi pupuk kompos.

Terimakasih sudah membaca artikel sejarah tentang sampah dari blog ini 

Sabtu, 14 Januari 2017

Pemanfaatan Limbah Plastik


Pengolahan Limbah Plastik

 



















Semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah.
2017


KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini,
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di dalam makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun selalu penulis harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Insya Allah makalah ini dapat membawa pemahaman dan pengetahuan bagi kita semua tentang tata cara pengolahan limbah plastik sebagai modal pembelajaran dalam mata kuliah pengolahan limbah.
                                                        
                                                   Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................       i
DAFTAR ISI...........................................................      ii

BAB I   PENDAHULUAN
a.         Latar Belakang..................................................      1
b.        Tujuan ...............................................................      2
c.         Rumusan Masalah .............................................      2

BAB II   PEMBAHASAN
1.        Sumber-sumber Limbah Plastik ........................      3
2.        Dampak Adanya Limbah Plastik ......................      3
3.        Pemanfaatan Limbah Plastik ............................      5
4.        Pengolahan Limbah Plastik ..............................      6
5.        Daur ulang ........................................................      7
6.        Mengenal Bahaya Kemasan Plastik ..................      8

BAB III   PENUTUP
a.        Kesimpulan .......................................................    10
b.        Saran .................................................................    10


BAB I
PENDAHULUAN

a.        Latar Belakang
Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.
Akibat dari semakin bertambahnya tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya maka bertambah pula buangan/limbah yang dihasilkan. Limbah/buangan yang ditimbulkan dari aktivitas dan konsumsi masyarakat sering disebut limbah domestik atau sampah. Limbah tersebut menjadi permasalahan lingkungan karena kuantitas maupun tingkat bahayanya mengganggu kehidupan makhluk hidup lainnya. Selain itu aktifitas industri yang kian meningkat tidak terlepas dari isu lingkungan. Industri selain menghasilkan produk juga menghasilkan limbah. Dan bila limbah industri ini dibuang langsung ke lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.Jenis limbah pada dasarnya memiliki dua bentuk yang umum yaitu; padat dan cair, dengan tiga prinsip pengolahan dasar teknologi pengolahan limbah.
Limbah dihasilkan pada umumnya akibat dari sebuah proses produksi yang keluar dalam bentuk % scrapt atau bahan baku yang memang sudah bisa terpakai. Dalam sebuah hukum ekologi menyatakan bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang gratis. Artinya alam sendiri mengeluarkan limbah akan tetapi limbah tersebut selalu dan akan dimanfaatkan oleh makhluk yang lain. Prinsip ini dikenal dengan prinsip Ekosistem (ekologi sistem) dimana makhluk hidup yang ada di dalam sebuah rantai pasok makanan akan menerima limbah sebagai bahan baku yang baru.

b.        Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah limbah gelas plastik ini adalah sebagai berikut:
·           Untuk dapat mengetahui sumber-sumber limbah gelas plastic
·           Untuk dapat mengetahui dampak adanya limbah gelas plastic
·           Untuk mengetahui beberapa manfaat limbah gelas plastic
·           Untuk mengetahui beberapa cara pengolahan limbah plastik.
c.         Rumusan Masalah
Rumusan masalah penulisan makalah limbah plastik ini adalah sebagai berikut:
·           Darimana limbah plastik berasal
·           Apa dampak adanya limbah plastic
·           Apa manfaat limbah plastic
·           Bagamaimana mengolah limbah plastic

BAB II
PEMBAHASAN

1.        Sumber-sumber Limbah Gelas Plastik
Banyak sekali minuman instan yang dijual di warung / toko yang terbuat dari plastik yang berbentuk gelas. Dengan berbagai rasa sehingga banyak orang yang lebih memilih membeli minuman pada kemasan gelas / botol karena dianggap lebih praktis.
Lebih – lebih banyak kantin sekolah – sekolah yang menjual itu dan menyebabkan tingkat limbah gelas plastik pada sekolah menjadi urutan yang paling atas.

2.        Dampak Adanya Limbah Gelas Plastik
Dampak plastik terhadap lingkungan merupakan akibat negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik. Dampak ini ternyata sangat signifikan. Sebagaimana yang diketahui, plastik yang mulai digunakan sekitar 50 tahun yang silam, kini telah menjadi barang yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.
Konsumsi berlebih terhadap plastik pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara.
Fakta tentang bahan pembuat plastik, (umumnya polimer polivinil) terbuat dari polychlorinated biphenyl (PCB) yang mempunyai struktur mirip DDT, sehingga kantong plastik sulit untuk diurai oleh tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 500 tahun. Keadaan plastik yang seperti ini akan memberikan akibat antara lain:
·           tercemarnya tanah, air tanah dan makhluk bawah tanah;
·           racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah seperti cacing;
·           PCB yang tidak dapat terurai meskipun termakan oleh binatang maupun tanaman, yang akan menjadi racun berantai sesuai urutan rantai makanan;
·           menurunkan kesuburan tanah karena plastik juga menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak makhluk bawah tanah yang mampu meyuburkan tanah;
·           pembuangan sampah plastik sembarangan di sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai yang menyebabkan banjir.
·           hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya;
·           sekitar 80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% adalah plastik;
·           dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan dalam setiap mil persegi terdapat  46,000 sampah plastik mengambang di lautan;
·           setiap tahun, plastik telah ’membunuh’ hingga 1 juta burung laut, 100.000 mamalia laut dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya;
·           banyak penyu di kepulauan seribu yang mati karena memakan plastik yang dikira ubur-ubur, makanan yang disukainya.
Untuk menanggulangi sampah plastik beberapa pihak mencoba untuk membakarnya. Tetapi proses pembakaran yang kurang sempurna dan tidak mengurai partikel-partikel plastik dengan sempurna maka akan menjadi dioksin di udara. Bila manusia menghirup dioksin ini manusia akan rentan terhadap berbagai penyakit di antaranya kanker, gangguan sistem syaraf, hepatitis, pembengkakan hati, dan gejala depresi.

3.        Pemanfaatan Limbah Plastik
Limbah plastik yang umum ditemukan di tempat pembuangan sampah antara lain botol minuman jenis PET, dan kantong plastik. Jumlah plastik di TPA terus menumpuk karena tidak terlalu diminati karena memiliki nilai jual yang rendah. Plastik ini tidak mudah terurai sehingga hanya akan terus menumpuk dan bertambah di TPA sampai 1000 tahun ke depan. Oleh karena itu diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan hanya mengurangi penggunaan plastik karena selama masih diijinkan untuk digunakan maka plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah plastik yang menumpuk di TPA dapat menjadi peluang sumber daya jika diolah dengan benar.
Pengembangan proses pengolahan plastik dilakukan melalui eksperimentasi untuk membuka peluang pemanfaatan kantong plastik dengan penerapan teknologi sederhana, murah, dan nyata. Eksperimen juga mencakup eksplorasi sifat dan karakteristik gelas plastik yang unik untuk diaplikasikan menjadi produk bernilai tinggi sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah gelas plastik.
Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnyagelas plastik dibuat menjadi tirai pintu yang cantik.

4.        Pengolahan Limbah Plastik
Plastik merupakan material yang sangat akrab dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi plastik membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan, transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat.
Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya jumlah produk plastik yang akan menjadi sampah pun terus bertambah. Limbah plastik yang umum ditemukan di tempat pembuangan sampah antara lain botol minuman dan deterjen yang termasuk jenis PET, dan kantong plastik. Jumlah kantong plastik di TPA terus menumpuk karena tidak terlalu diminati karena memiliki nilai jual yang rendah. Kantong-kantong plastik ini tidak mudah terurai sehingga hanya akan terus menumpuk dan bertambah di TPA sampai 1000 tahun ke depan.
Oleh karena itu diperlukannya suatu solusi tepat yang bukan hanya mengurangi penggunaan limbah plastik karena selama masih diijinkan untuk digunakan maka plastik itu akan terus ada dan bertambah. Limbah gelas plastik yang menumpuk di TPA dapat menjadi peluang dan jika diolah dengan benar dapat menjadi sumber daya. Pengembangan proses pengolahan gelas plastik dilakukan melaui eksperimentasi untuk membuka peluang pemanfaatan gelas plastik dengan penerapan teknologi sederhana, murah, dan nyata. Eksperimen juga mencakup eksplorasi sifat dan karakteristik gelas plastik yang unik untuk diaplikasikan menjadi produk bernilai tinggi sehingga dapat menaikkan nilai dari limbah gelas plastik.
Beberapa cara pengolahan limbah plastik secara umum, yaitu sebagai berikut :

5.        Daur Ulang
Daur ulang merupakan proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Dibawah ini akan dijelaskan cara membuat sebuah hiasan pintu yang terbuat dari limbah gelas plastik :
Gelas Plastik sebelum di proses dan setelah menjadi hasil kreasi berupa Tirai  lihat gambar sbb :
Gelas potong menjadi 2 bagian kemudian 4 bagian kemudian 8 bagian dan balik permukaan gambar menjadi di dalam seperti contoh berikut :
Lipat menjadi 2 lalu gunting lagi tengah membentuk segitiga dari ujung ke pangkal dari 8 lembar tersebut menjadi  seperti contoh :
Setelah 8 bagian digunting tengahnya, langkah selanjutnya 6 bagian  di rangkai dengan disteples sisanya yang 2 bagian dipakai untuk cadangan untuk tempat ring  agar bisa menjadi rangkaian.
Setelah menjadi seperti bunga mawar  rangkai dengan ring seperti dibawah ini dan telah selesai dan lihat gambar dibawah ini :

6.         Mengenal Bahaya Kemasan Gelas Plastik
Gelas plastik banyak dijumpai di toko untuk mengemas berbagai jenis makanan minuman. Gelas plastik yang elastis dan kuat menjadi pilihan untuk mengemas berbagai jenis produk minuman. Namun apakah anda menyadari ternyata gelas plastic itu berbahaya? 
Gelas plastik dapat menimbulkan bahaya yang serius ketika : Makanan dan minuman yang dituangkan ke dalam gelas plastic dalam keadaan panas atau air yang berada dalam gelas plastic dan mendapat panas dari luar. Secara logika sederhana saja bahwa ketika minuman panas dimasukkan ke dalam gelas plastic, maka bisa dipastikan senyawa kimia di dalam plastic tersebut akan ikut larut kedalam minuman anda, dan hal ini menyebabkan hal yang serius dan berbahaya bagi kesehatan.     Hawa panas dapat menyebabkan racun thoksin dalam plastic bocor dan larut dalam air. Dan yang lebih menghebohkan adalah ternyata dari penelitian para dokter racun ini ada dalam jaringan payudara wanita sehingga menimbulkan kasus kanker payudara. Maka sebisa mungkin sebaiknya berhati-hati dan bijak dalammenggunakan gelas plastic supaya tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan tubuh,
Begitu juga dengan air dalam botol plastic yang berada dalam mobil anda. Sebaiknya jangan meminum air dalam kemasan di dalam mobil anda karena hawa panas yang ditimbulkan dari mobil anda atau karena teriknya panas matahari di dalam mobil anda dapat membuat senyawa plastic ikut larut dalam minuman anda. Jadi berhati hatilah jika ingin meminum at kemasan yang sudah tertinggal lama didalam mobil anda. Gelas plastik merupakan wadah yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.


BAB III
PENUTUP

a.        Simpulan
Berdasarkan pemaparan yang tertulis pada makalah ini, kami dapat menarik beberapa simpulan, yaitu sebagai berikut:
Limbah plastik adalah barang buangan yang berupa plastik yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah), yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis
·           Sumber sampah plstik tergantung pada produksi plastik itu sendiri dan digolongkan berdasarkan bahan dasar penyusunnya.
·           Pemakaian plastik secara terus menerus akan menghabiskan beberapa sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, selain itu menghasilkan beberapa zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia.
·           Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin yang dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle).
·           Pengolahan limbah plastik dapat dilakukan dengan daur ulang (pemakaian kembali),  incinerasi (pembakaran), dan penggunaan plastik biodegradable.
b.        Saran
Kenali limbah yang ada disekitar kita, dengan mengenali kita bisa
mengetahui jenis-jenis limbah, dengan mengetahui kita dapat menusahakan
untuk mengolah dan memanfaatkan limbah, karena limbah atau sampah
hanya akan merusak lingkungan, jika tidak diolah dan dimanfaatkan sebaik
mungkin